Yang Muda Yang Gandrung Puisi
Ada sebait rindu
Di senyummu
yang tak mampu
Kubaca
Rahwana,
Ada setangkai cinta terentang
Di manik-manik matamu jalang
yang tak kembang
kulihat
Tapi sejarah
lahir kau sebagai angkara
Dari rahim gelap
Percumbuan masa
Yang menjebakku
dalam keterpencilan semesta
Pernah membaca puisi semacam puisi di atas? Atau membuat? Atau menerima sepucuk
Puisi menurut pengertian lama adalah karangan yang terikat, terikat oleh: (1) banyak baris dalam tiap bait (kuplet/ strofa, suku karangan); (2) banyak kata dalam tiap baris; (3) banyak suku kata dalam tiap baris; (4) rima; dan (5) irama. (Pradopo, 2007: 312). Sedangkan pada zaman modern ini, puisi lebih sulit diartikan, karena para penyair menulis puisi tanpa memperdulikan ikatan – ikatan formal seperti puisi lama. Walaupun begitu, hasil karya mereka masih disebut puisi meskipun tidak memenuhi aturan – aturan seperti puisi lama, hal ini disebabkan karena bentuk – bentuk formal itu merupakan sarana kepuitisan. Namun, sampai sekarang orang tidak dapat memberikan definisi setepatnya apakah puisi itu (Pradopo, 2007: 3).
Ngomong – ngomong soal puisi tak afdhol rasanya jika kita tidak membedah dan mencuri arti dalam puisi, walaupun antara pengarang dan pembedah mempunyai interpretasi yang tidak sama. Sama seperti ketika kita mendapat puisi dari someone special, kita harus tahu maksud si pengirim, yang mungkin saja menitipkan separuh hatinya lewat sebait puisi yang dia kirim.
Namun lebih dari itu, puisi tidak hanya bisa diartikan atau dimaknai secara gamblang, puisi sebagai salah sebuah karya sastra dapat dibedah atau dikaji dari bermacam – macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur – unsurnya, mengingat puisi itu adalah struktur yang tersusun dari berbagai macam unsur dan sarana – sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis – jenis atau ragam – ragamnya, karena puisi ada beragam – ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, sebab sepanjang sejarah, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan (Pradopo, 2007: 3). Puisi selalu berubah – ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya ( Riffaterre dalam Pradopo, 2007: 4).
Yang muda yang gandrung puisi, tentu saja, yang muda pastilah gandrung puisi, puisi bagi kita para remaja adalah ruang ekspresi, ruang untuk mengungkapkan perasaan, perasaan seperti apapun bentuknya. Dan yang paling penting puisi adalah wakil kita untuk mengirim sebuah pesan. Seperti yang kita tahu, remaja, khususnya remaja cewek menyukai gombalan – gombalan yang biasa dikirim lewat puisi – puisi romantis. Meski kadang terkesan agak menjijikkan puisi – puisi romantis apalagi yang dikirim oleh orang yang kita sukai, pasti kita langsung klepek - klepek
The last but not least, puisi adalah ungkapan, kapanpun, di mana pun, kita bisa mengungkapkan isi jiwa tanpa pressing dari orang lain.
Label: Arsipkan
0 Komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari posting kami.
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda