Pondok Gandrung

21 April 2009

Yang Muda Yang Gandrung Puisi

RAHWANA
Rahwana,
Ada sebait rindu
Di senyummu
yang tak mampu
Kubaca
Rahwana,
Ada setangkai cinta terentang
Di manik-manik matamu jalang
yang tak kembang
kulihat
Tapi sejarah
lahir kau sebagai angkara
Dari rahim gelap
Percumbuan masa
Yang menjebakku
dalam keterpencilan semesta

Pernah membaca puisi semacam puisi di atas? Atau membuat? Atau menerima sepucuk surat berisi sebait, dua bait, tiga bait, bahkan berbait-bait puisi dari seseorang? Jawabnya pasti pernah, kita yang masih ijo ini tidak akan pernah lepas dari puisi, karena puisi sebenarnya adalah luapan jiwa, isi hati, ekspresi dan diri. Bagi yang menyukai tulis menulis, puisi adalah salah satu alternatif untuk menulis, meski hanya beberapa baris atau baris kepuasaan diri akan terobati. Sebab manusia diciptakan dengan keindahan, ungkapan yang berbentuk puisi ini tentunya akan tertulis dengan indah dan merdu, meski tak bernada, tiap baris, tiap bait dalam puisi menyuguhkan makna tentang alam, semesta dan isinya.

Puisi menurut pengertian lama adalah karangan yang terikat, terikat oleh: (1) banyak baris dalam tiap bait (kuplet/ strofa, suku karangan); (2) banyak kata dalam tiap baris; (3) banyak suku kata dalam tiap baris; (4) rima; dan (5) irama. (Pradopo, 2007: 312). Sedangkan pada zaman modern ini, puisi lebih sulit diartikan, karena para penyair menulis puisi tanpa memperdulikan ikatan – ikatan formal seperti puisi lama. Walaupun begitu, hasil karya mereka masih disebut puisi meskipun tidak memenuhi aturan – aturan seperti puisi lama, hal ini disebabkan karena bentuk – bentuk formal itu merupakan sarana kepuitisan. Namun, sampai sekarang orang tidak dapat memberikan definisi setepatnya apakah puisi itu (Pradopo, 2007: 3).

Ngomong – ngomong soal puisi tak afdhol rasanya jika kita tidak membedah dan mencuri arti dalam puisi, walaupun antara pengarang dan pembedah mempunyai interpretasi yang tidak sama. Sama seperti ketika kita mendapat puisi dari someone special, kita harus tahu maksud si pengirim, yang mungkin saja menitipkan separuh hatinya lewat sebait puisi yang dia kirim.

Namun lebih dari itu, puisi tidak hanya bisa diartikan atau dimaknai secara gamblang, puisi sebagai salah sebuah karya sastra dapat dibedah atau dikaji dari bermacam – macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur – unsurnya, mengingat puisi itu adalah struktur yang tersusun dari berbagai macam unsur dan sarana – sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis – jenis atau ragam – ragamnya, karena puisi ada beragam – ragam puisi. Begitu juga, puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, sebab sepanjang sejarah, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Sepanjang zaman puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan (Pradopo, 2007: 3). Puisi selalu berubah – ubah sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetiknya ( Riffaterre dalam Pradopo, 2007: 4).

Yang muda yang gandrung puisi, tentu saja, yang muda pastilah gandrung puisi, puisi bagi kita para remaja adalah ruang ekspresi, ruang untuk mengungkapkan perasaan, perasaan seperti apapun bentuknya. Dan yang paling penting puisi adalah wakil kita untuk mengirim sebuah pesan. Seperti yang kita tahu, remaja, khususnya remaja cewek menyukai gombalan – gombalan yang biasa dikirim lewat puisi – puisi romantis. Meski kadang terkesan agak menjijikkan puisi – puisi romantis apalagi yang dikirim oleh orang yang kita sukai, pasti kita langsung klepek - klepek

The last but not least, puisi adalah ungkapan, kapanpun, di mana pun, kita bisa mengungkapkan isi jiwa tanpa pressing dari orang lain.

Hari ini bisa mati, besok masih misteri……(mutt)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari posting kami.

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda